Menelusuri Sejarah Anreapi
Posted by Kompa Dansa Mandar on Tuesday, 9 May 2017 |
Sejarah
Ini kunjungan saya menemui Bapak Ir. Muh. Ilyas Andi Palontjongi. Beliau
menuturkan mengenai Sejarah tentang ANREAPI, saat ini dikenal dengan wilayah dalam kec. Anreapi, kab. Polewali Mandar, Sulawesi Barat dimana Anreapi berarti (dimakan api) dalam bahasa lokal, peristiwa
tersebut dilatarbelakangi oleh sifat keangkuhan dari 6 Tomakaka. Ke-6
Tomakaka tersebut ialah :
1. Tomakaka Pappandangan
2. Tomakaka Kunyi
3. Tomakaka Pokko
Ketiga Tomakaka ini digelar "Tallu Madilappa" (Tiga Didaratan).
4. Tomakaka Sepang
5. Tomakaka Messawa
6. Tomakaka Suppirang
Ketiga Tomakaka ini digelar "Tallu Maqdibulu" ( Tiga di gunung).
Ke enam Tomakaka ini memiliki daerah Otonom dalam artian mereka
mengelola sendiri sistem Pemerintahan tanpa ada campur tangan dari
"Baqbana Binanga" dan "Ulunna Salu". Saking sombongnya dan merasa kuat,
setiap perwakilan kerajaan yang menemui mereka untuk diajak bekerja sama
selalu mereka tolak. Mereka selalu mengucapkan "KEDENGANMI
TONDOLANGAKKU, MIKKITA PAQ LANGNGANG LANGIQ" yang artinya "Nanti ada
Tuanku manakala saya menoleh ke langit". Peristiwa itulah yang dijadikan
pemicu penyerangan Kerajaan Bone ke daerah kekuasaan 6 Tomakaka
tersebut, pada saat terjadi peperangan antara BONE melawan 6 Tomakaka,
yang menjadi Panglima Perang dari Tallu Maqdilappa dan Tallu Maqdibulu
adalah Tandibiring. Ialah pemimpin perang melawan kerajaan Bone. Namun,
karena kalah strategi perang dan jumlah pasukan akhirnya daerah dari
ke-6 Tomakaka tersebut berhasil dikuasai oleh Kerajaan Bone maka dibumi
hanguskanlah daerah kekuasaan 6 Tomakaka dan digelarlah "Anreapinna
Bone". Setelah perang usai posisi Tallu Maqdilappa dan Tallu Maqdibulu
berubah menjadi "SULLURANG". Sullurang ialah penghubung antara Pitu
Baqbana binanga dan Pitu Ulunna Salu. Pasca Penyerangan Bone ke Anreapi,
Kerajaan Binuang belum terbentuk.
 |
Penulis bersama dengan Ir Ilyas Andi Palontjongi yang menjelaskan sekilas tentang sejarah Anreapi (Foto : Rajab Ashari) |
Selain tentang Sejarah penyerangan Anreapi, bapak Ir. Ilyas Andi
Palontjongi juga menceritakan mengenai Paqbicara Bulang yang merupakan
Hadat dalam struktur Kerajaan Binuang. Beliau mengatakan bahwa Tugas
Paqbicara Bulang ialah menyelesaikan perkara yang ada dalam Kerajaan
Binuang atau fungsinya sama dengan Hakim. Salah satu Hadat yang menjabat
sebagai Paqbicara Bulang adalah Kakek beliau bernama Andi Palontjongi.
Beliau juga mempersilakan anggota KDM untuk meliput barang-barang
peninggalan kakek beliau berupa 2 buah keris dan tombak. Pada keris yang
besar dengan 47 lekukan, Puluq (kepala keris) terbuat dari Gading Gajah.
 |
Keris peninggalan koleksi Ilyas Andi Palontjongi dari Andi Palontjongi (Foto : Rajab Ashari) |
 |
Keris peninggalan koleksi Ilyas Andi Palontjongi dari Andi Palontjongi dengan 47 lekukan dan hulu dari gading gajah (Foto : Rajab Ashari) |
 |
Tombak peninggalan koleksi Ilyas Andi Palontjongi dari Andi Palontjongi (Foto : Rajab Ashari) |
Kontributor :
Teks : Rajab Ashari
Foto : Rajab Ashari
No comments: