Permainan Tradisional Gasing Masih Lestari Di Panggalo, Majene

Permainan tradisional gasing di Indonesia semakin hari semakin jarang kita temukan, permainan masa kecil ini seolah hilang ditelan zaman, harus dipaksa bersaing dengan permainan modern seperti video game, dan game di telepon selluler yang semakin canggih. Namun sebenarnya jika dilihat lebih jauh permainan gasing unik adanya dan punya manfaat yang baik, karena mengasah kemampuan fisik anak, koordinasi gerakan tubuh, dan aktivitas olahraga. Hal ini jauh berbeda dengan yang ditawarkan oleh permainan modern yang cenderung minim gerakan.

Permainan gasing saat ini hanya akan kita temukan dilakukan di desa-desa dan sudut-sudut kampung. Di Majene, Sulawesi Barat permainan gasing masih bisa kita temukan saat musimnya tiba. Permainan tradisional memang dikenal memiliki musim misalnya untuk musim gasing, musim kelereng, musim layangan, dll, tidak selamanya sepanjang tahun permianan ini akan kita temukan. Misalnya di daerah Panggalo, Salabose kec. Banggae, kab, Majene permainan gasing masih dilakoni oleh warga kampung ini, ia dimainkan oleh warga dari berbagai usia mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa, ada keseruan tersendiri yang akan ditemukan saat mangadu gasing.
Permainan tradisional gasing di Panggalo, Majene, Sulawesi Barat
Permainan tradisional gasing di Panggalo, Majene, Sulawesi Barat (Foto : Muhammad Irfan)
Gasing sendiri adalah mainan yang terbuat dari kayu yang kuat serta halus, dibentuk sedemikian rupa dengan bagian atas permukaan rata dan bagian bawahnya memiliki permukaan runcing, hal ini agar gasing tersebut dapat dengan mudah berputar pada porosnya. Bahan favorit yang digunakan oleh orang-orang Mandar, biasanya adalah kayu yang diambil di hutan yang dikenal dengan nama "asambi" jenis kayu kuat dan sangat baik digunakan sebagai bahan untuk membuat gasing yang berkualitas. Ada berbagai macam bentuk gasing yang dibuat dan dimainkan di Majene atau di kalangan orang-orang Mandar, mulai dari yang berbentuk lonjong, bentuk oval seperti telur, atau gasing dengan bentuk biasa dengan ukuran yang lebih besar. Gasing diputar dengan bantuan tali yang disebut "arra-arrang" bahannya dapat terbuat dari tali rafia yang disimpul dengan teknik khusus, atau jika ingin mendapatkan "arra-arrang" alami maka dapat menggunakan bahan daun pandan.
Pemain gasing di Panggalo, Majene
Pemain gasing di Panggalo, Majene  (Foto : Muhammad Irfan)
Permainan tradisional ini biasanya dilakukan dalam dua bentuk permainan, pertama adalah dengan mengadu gasing yang paling lama berputar, gasing yang terakhir jatuh dan berhenti berputar dinyatakan sebagai pemenang. Permainan kedua adalah dengan mengadu dengan melempar gasing lawan yang sedang berputar, permainan ini biasanya dibentuk dalam  dua kelompok, satu kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang, dan bergantian memutar gasing dan kelompok lain melempar. Permainan gasing yang menjadi favorit di Panggalo, Salabose Majene adalah permainan kedua.

Untuk memainkan permainan gasing maka digunakan lahan kosong dengan permukaan tanah datar dan rata, ini agar gasing bisa berputar dengan baik. Di Panggalo, Majene lahan-lahan kosong diantara rumah-rumah warga biasa dijadikan sebagai tempat untuk bermain gasing, para warga kampung akan datang dan bermain dengan macam-macam gasing mulai dari yang berukuran kecil hingga berukuran besar. Semuanya berkumpul dan larut dalam permainan tradisional yang unik ini.

Kontributor : Muhammad Irfran


No comments:

Write a Comment


Top