Mappadzaiq Toyang, Kali Pertama Bayi Mengenal Ayunan

Ritus siklus kehidupan manusia adalah hal yang menarik untuk disaksikan di suku Mandar, Sulawesi Barat, ada banyak ritual yang harus dilewati, dan hal ini walaupun sudah mulai berkurang, masih dilaksanakan oleh sebagian masyarakat Mandar. Salah satu budaya yang masih bisa direkam saat ini adalah "Mappadzaiq Toyang".


Mappadzaiq Toyang dilaksanakan saat tali pusar bayi sudah kering dan yang terlibat dalam adat ini yaitu  "Sando" dan orang tua bayi. Makna dari prosesi ini adalah memperkenalkan bayi dengan toyang -nya/tempat tidurnya. Secara singkat, ini adalah sejenis salam/ untuk rumah tidur yang baru.

mappadzaiq toyang bayi di mandar
mappadzaiq toyang bayi di suku mandar sulawesi barat (Foto : Indra Ariana)
Toyang  atau "ayunan" dahulu merupakan ayunan yang bentuknya persegi panjang, diperkirakan sesuai dengan ukuran panjang badan bayi, terbuat dari kayu yang sisi-sisinya diikat dengan  tali tambang berukuran kecil. Kalau kemudian kadang ayunan ini tidak seimbang, maka akan dibuat pemberat misalnya pada botol air mineral yang ada disisi-sisi ayunan yang terlihat pada gambar diatas. 

Inovasi ayunan atau toyang lalu bergerak dan berganti seiring inovasi berubah menjadi ayunan yang memiliki pegas dengan kain atau sarung yang biasa diikatkan pada pengait yang ada pada pegas. Sebelum penggunaan pegas ini, ayunan lama persegi panjang yang banyak ditemukan di suku Mandar, Sulawesi Barat


Seiring perubahan zaman beberapa hal mulai berganti, lilin yang biasa digunakan dan ditancapkan diatas gunungan dari beras dalam wadah mangkuk saat ini juga menggunakan lilin sungguhan, sebenarnya lilin yang digunakan dahulu adalah lilin yang terbuat dari campuran bahan tertentu yang terbuat dari kemiri, atau "beau" namun karena kadang-kadang sulit menemukannya maka lilinnya diganti dengan lilin sungguhan. Lilin yang terbuat dari kemiri ini didaerah kab. Majene misalnya  biasa disebut dengan nama "Palla-Pallang" banyak dijual saat menjelang hari lebaran idul fitri. Dan para penjual "palla-pallang" banyak bermunculan di pasar-pasar tradisional jelang momen lebaran. 

Kiriman : Indra Ariana


No comments:

Write a Comment


Top