Penjaja Nira Keliling di Kota Polewali Mandar

Ibu dari tiga anak ini tetap semangat berjuang hidup meski hanya berjualan air nira manis, orang- orang di suku Mandar, Sulawesi Barat menyebutnya  "manyang mammis". Ibu yang suaminya seorang nelayan ini berjualan keliling kota Polewali. Ia menggunakan wadah jergen untuk menampung air niranya, dahulu penjual air nira keliling menggunakan batang bambu yang berukuran besar, namun karena menggunakan wadah jergen lebih mudah maka media bambu hari ini perlahan ditinggalkan.

penjaja air nira keliling di kota polewali mandar
Ibu sang penjaja air nira keliling di Polewali Mandar (Foto : Andi Syura Muhlis)
air nira manis di kota polewali mandar
Air nira manis yang ditawarkan  (Foto : Andi Syura Muhlis)

penjaja air nira keliling di kota polewali mandar sulbar
Ibu penjaja air nira keliling di Polewali Mandar (Foto : Andi Syura Muhlis)
Air nira manis yang biasanya diolah menjadi gula merah ini menjadi minuman pengganti teh dan kopi yang biasa saya konsumsi bersama sang adik. Jika air nira ini didiamkan lebih lama lagi maka akan berubah menjadi minuman keras yang biasa disebut "tuak" dalam bahasa lokal disebut "manyang mapaiq" atau air nira yang pahit, minuman ini yang kemudian mengandung zat yang memabukkan. Namun saat masih manis, minuman air nira sangatlah menyegarkan, dan dipercaya dapat menambah kekuatan dan mengembalikan  stamina.

Kontributor : Andi Syura Muhlis


No comments:

Write a Comment


Top