Efek Berat Branding KDM Di Budaya dan Wisata Sulawesi Barat

Apa yang dilakukan KDM (Kompa Dansa Mandar) selama ini lewat grup besar di media sosial facebook adalah bentuk promosi "forming branding" (membentuk citra di budaya dan wisata) dan citra ini yang dirasakan teman-teman di KDM Polman (area kota Polewali), untuk wilayah lainnya seperti Majene dan Mamuju efeknya juga terasa.

Hal yang menarik adalah publik sekitar kota Polewali misalnya membaca orang-orang KDM (apalagi jika menggunakan atribut logo KDM) adalah sebagai seorang yang punya pengetahuan banyak di bidang budaya, wisata, atau sejarah soal Mandar, padahal sebenarnya tidak, orang-orang ini masih dalam tahap belajar, hanya saja citra yang terlanjur terbentuk menjadikan orang lain beranggapan bahwa mereka dengan antribut KDM paling tahu soal budaya, wisata, dan sejarah.

Member KDM bersama Ridwan Rido, Staf Promosi Destinasi Pariwisata Dinas Pariwisata, kab. Polewali Mandar, Sulawesi Barat dalam suatu kunjungan (Field Study Trip) di Pantai Palippis (Foto : Muhammad Tom Andari)
Untuk soal pengetahuan budaya, wisata, sejarah, maka orang-orang di KDM banyak mendapatkannya melalui kunjungan langsung "field study trip" belajar dengan trip di lapangan, karena terlalu seringnya berkutat dengan yang berbau kebudayaan, wisata, dan sedikit sejarah maka terbentuk citra yang sulit dilepaskan. 

Apa yang terjadi adalah terbentuk "Community Branding" citra komunitas bahwa orang-orang KDM selalu adalah mereka yang "lebih" untuk soal budaya dan wisata, padahal diluar sana ada banyak budayawan, seniman, maestro, praktisi pariwisata, sejarawan, yang lebih tahu. 

Jika Anda ingin mengenali lebih dalam soal budaya, wisata atau apapun itu, bertanyalah lebih jauh pada orang-orangnya, pakar, atau ahlinya, mereka lebih berhak untuk menjawab, orang-orang di KDM tidaklah seperti yang terbentuk citranya.
 
Kontributor :
Teks : Muhammad Tom Andari  
Foto : Muhamad Tom Andari


No comments:

Write a Comment


Top