Kue Tembak-Tembak, Memori Mandar Tahun 1980-an

Entah apa nama kue ini, saya menyebutnya kue tembak-tembak sebab bentuknya seperti pistol dan ada coretan merah diatasnya, apakah ini kue lahir diera perebutan kemerdekaan? namun saya belum pernah melihatnya di daerah lain selain di pasar tradisional orang-orang Mandar, Sulawesi Barat. 

Kue ini satu jenis dengan kue kering lainnya seperti kue kenari, kue putu dll. Namun ini kue terancam punah sebab anak masa kini lebih dominan suka yang bernuansa modern seperti wafer, aneka snack dll. Pada masa 1980an kue ini merupakan andalan dan impian anak-anak pada saat orang tuanya pulang dari pasar. Saya bersyukur masih bisa bertemu dengan kue ini, faktanya kue ini cocok juga dengan air putih (uai marandang) apalagi dengan segelas teh.

kue tembak tembak mandar sulawesi barat
Kue tembak-tembak, kuliner tradisional yang ada di daerah Mandar, Sulawesi Barat (Foto : Muhammad Qasim)
 Menurut penuturan Maryam Nur, di desa bonde (kecamatan Campalagian, Polewali Mandar) kue ini trend dengan nama kande-kande janda, atau kue janda walau sebagian orang menyebutnya kande-kande pattembaq (kue penembak) entah apa alasannya, salah satu alasan mengapa disebut dengan kue janda adalah karena sebagian besar pembuatnya janda, alasan mengapa kue ini kemudian tak lagi ditemukan dijajakan adalah karena ia telah jarang dibuat, dengan alasan tidak laris. 

Kue ini  tidak terbuat dari bahan telur, ia hanya terdiri dari bahan tepung terigu, gula, dan bumbu kue, sama seperti bahan yang digunakan untuk membuat kue kenari tanpa telur dan bahan dasarnya harus menggunakan air kelapa. Karena itu jika anda alergi atau pantang terhadap protein dari telur, anda bisa memilih kue ini sebagai cemilan.

Sementara menurut pengakuan Nardiah Aprilya Burhan,  sekitar tahun 1995 hingga 1996 ia masih mendapati kue ini dijajakan dan menjadi buah tangan orang tuanya setelah pulang dari pasar sentral Majene.  Lain pula dengan Aching Simpoha,  ia dulu masih melihat kue ini dijual di pasar sentral Mamuju sewaktu masih duduk di bangku SMP dan SMA. Kue ini dijajajkan bersama kue tradisional lainnya misalnya jepa dan sejenis doko - doko tapi bahannya terbuat dari parutan ubi kayu. Namun sampai sekarang ini ia tak pernah lagi melihatnya, kue tersebut sangat sangat gurih, renyah serta manis.

Kontributor : Muhammad Qasim


No comments:

Write a Comment


Top