Bungakoda ; Bunga Anggrek Dalam Syair Lagu Topole Di Balitung

Lama mencari tentang arti yang tertuang dalam syair (elong-elong) suku Mandar yang menyebutkan satu istilah "Bungakoda", ternyata nama itu berarti bunga "Anggrek". Arti Bungakoda sempat disebutkan oleh nenek saya sambil menunjuk sebuah tanaman bunga yang hidup di batang pohon mangga.

- Jadzi Iya palakang di'e disanga BUNGAKODA aaa????
- Sa'iyadzi. 


(Jadi ini ternyata yang disebutkan sebagai Bungakoda?)
(ya ini dia)

Saya selama ini berpikir bahwa Bungakoda adalah sebuah penafsiran atau kiasan kepada wanita Mandar dalam lantunan syair lagu  "Topole di Balitung", ternyata tidak, Bungakoda punya arti langsung, ia berarti "bunga anggrek ".  Ada yang menerjemahkan Bungakoda menjadi "Anggrek Bulan"

bunga koda anggrek bulan topole di balitung
Jenis bunga anggrek yang berarti "Bungakoda" dalam syair lagu Mandar "Topole Di Balitung" (Foto : Ahmad Dimas Hasir)
Suku Mandar menggunakan jenis tanaman/bunga untuk membuat kiasan dalam beberapa sastra tulisnya, misalnya untuk bunga melati putih "beruq-beruq", yang begitu populer sebagai perbandingan untuk wanita, warna bunga melati putih yang bersih serta wangi menjadi alasan mengapa bunga ini dijadikan perbandingan untuk wanita. Jika Bungakoda secara khusus berarti "Anggrek Bulan" maka ia akan sama dengan "Melati Putih". Bunga Anggrek Bulan memiliki warna daun yang juga putih, maka "Bungakoda" punya asosiasi dengan "Beruq-Beruq"

"i'o diting Bungakoda dao meloq disulluq, dao meloq disulluq, muaq Tania tomamea gambaqna".
(engkau si Anggrek bulan, jangan mau diseruduk, jika bukan oleh orang yang berikat pinggang merah"

Lagu Mandar tersebut diperuntukkan bagi Tomatindo Di Balitung, (Maraqdia Sendana)  yang pernah melawat ke kerajaan Belitung,  bersama sekelompok pengawalnya selama ia menjabat posisi sebagai raja di kerajaan Sendana.

Kontributor :
Teks : Ahmad Dimas Hasir
Foto : Ahmad Dimas Hasir


1 comments:


Top