Musim Penja Tiba, Selamat Datang Top Kuliner Mandar

Penja, ikan ukuran mini yang akan Anda temukan di sepanjang perairan selat Makassar, daerah Sulawesi Barat hingga Gorontalo, jenis ikan ini masih bisa ditemukan. Ikan penja menjadi favorit bagi masyarakat Mandar, Sulawesi Barat, termasuk dalam kategori top kuliner yang selalu dirindukan, mengapa? karena masa kemunculannya yang singkat, hanya ada di akhir pergantian bulan. Orang-orang Mandar menandai waktu hadirnya ikan ini saat "Bulang Mate" atau (bulan mati) ini adalah waktu dimana bulan hilang dan jelang hadirnya bulan baru (pergantian bulan) masanya singkat hanya sekitar 3-5 hari. 

Pantai Lapeo di dusun Babatoa, desa Lapeo, kec. Campalagian, kab. Polewali Mandar salah satu tempat dimana nelayan lokal setiap bulannya berburu ikan kecil ini, dari pesisir pantai hingga ke arah muara sungai kecil, mereka bergerak mencari ikan-ikan kecil ini. 

perahu baqgoq di pantai lapeo campalagian
Perahu Baqgoq di lepas pesisir pantai Lapeo, kec. Campalagian (Foto : Wahyudi Saputra)
Dengan menggunakan perahu tradisional Mandar jenis Baqgoq mereka bertolak dari pantai hingga ke muara, muara sungai adalah tempat favorit ikan penja untuk berenang dan berkumpul. Untuk mendapatkan ikan dalam jumlah banyak digunakan jaring berukuran besar. 
nelayan babatoa papanambe ikan penja
Nelayan Babatoa, setelah melaut Papanambe (menangkap ikan penja) memarkir perahu di pantai Lapeo (Foto : Wahyudi Saputra)
Kegiatan ini dalam bahas lokal biasa disebut dengan isitilah (Pappanambe) kegiatan menangkap ikan penja. Di kecamatan Malunda kab. Majene kegiatan Panambe  juga biasa dilakukan utamanya di dusun Pao-Pao, namun jenis ikannya bukan ikan penja, tetapi jenis ikan lain, Panambe teknik menangkap ikan menggunakan jaring besar dengan menggunakan dua kapal motor ukuran sedang.
nelayan lokal mendorong perahu baqgoq di pantai lapeo
Nelayan lokal mendorong perahu Baqgoq setelah menangkap ikan penja nelayan lokal mendorong perahu baqgoq di pantai lapeo (Foto : Wahyudi Saputra)
Nilai ekonomi ikan penja cukup baik, lagi-lagi karena kemunculannya yang jarang maka harganya cukup tinggi di pasaran lokal, bahkan untuk menjaganya tetap ada, ikan ini diasinkan, diawetkan agar dapat dinikmati lebih lama, dan sewaktu-waktu dapat diolah di dapur para ibu rumah tangga.

Kontributor :
Gambar : Wahyudi Saputra
Teks : Muhammad Tom Andari


No comments:

Write a Comment


Top