Jembatan Pelangi. Sentuhan dingin hadir di salah satu tempat wisata baru di kec. Binuang, kab. Polewali Mandar. Hanya dalam jangka waktu sebulan belakangan ia sudah ramai di kunjungi. Dan kabarnya akan terus dikembangkan dengan mencari inovasi baru agar pengunjung tetap punya ketertarikan.

Tidak menyangka tempat ini bisa begitu ramai dalam waktu cepat. Saya masih ingat, di sinilah tempat kami bersama kawan-kawan KDM, Mampie Community, dan Altar beberapa bulan yang lalu menanam bakau. Tempatnya sangat strategis, di jalur provinsi antara kab. Pinrang, dan kab. Polman. Tepatnya di Area Mangrove Center Binuang (Pos Polisi Kehutanan), kelurahan Amassangang, kec. Binuang, kab. Polman. Siang ini, Selasa, 07 Februari 2017, kami berkesempatan mengunjungi dan diterima oleh Bapak Muhamamad Rakhmat, pengelola lokasi wisata ini.

Jembatan pelangi? Bagi saya, awalnya muncul sebuah sikap skeptis. Namun, teringat kata-kata dari Pua' Pondoq Boyang, (Bapak dibelakang rumah) "Tidak ada yang bisa diceritakan, kalau tidak ada aksi nyata." Maka, pagi tadi memutuskan untuk terjun langsung. Memang tak seperti pelangi yang di langit. Namun, ini adalah salah satu terobosan menarik, cukup berani. Menghadirkan nuansa warna pelangi di daratan. Yah, lebih mengembangkan objek wisata yang sudah ada itu memang perlu. Namun, membuka dan mencoba objek wisata dengan nuansa baru itu juga suatu hal yang sah-sah saja. Dan itupun juga perlu.

Melalui terobosan, ide dan inovasi dari tangan jenius Ayahanda Muhammad Rakhmat, kepala pengelola Resort Pengelolaan Hutan Binuang bersama pasukannya, akhirnya terciptalah Jembatan Pelangi ini. Dan, kabar baiknya adalah tempat ini akan terus di kembangkan dengan menambah spot-spot menarik di Area Mangrove Center Binuang ini. Intinya, salut saya ucapkan, ini menakjubkan. 

Oke, Saya suka tempat ini karena Mangrovenya. Juga jembatannya yang warna-warni. Namun, setelah melihat tempat dengan sebuah tulisan terpampang "DEKLARASIKAN ❤ MU" terbaca sangat jelas! Di sini saya mulai merasa tidak nyaman dan bergegas ingin cepat pulang ke rumah. Kunci kamar, putar musik sampai magitting. Namun, lagi-lagi, saya mendapat bisikan dari Pua' Pondoq Boyang, bernada "Askar, jangan sedih. Kamu ini adalah Super Sayya. Goku!  Doa mu akan di jabah oleh Tuhan." Sedikit mampu mengurangi propoganda. 

Dengan semangat i Pua' Pondoq Boyang (Bapak dibelakang rumah), akhir nya saya memasuki ruangan dengan dimensi persegi itu. Bukan untuk mendeklarasikan sebuah nama. Namun, cukup berdoa saja. Semoga, salah satu, atau lebih dari nama yang sudah di deklarasi di sini, saya bisa deklarasikan ulang... Aamiin.

Kontributor :
Teks : Askar Al Qadri
Foto : Muhammad Putra Ardiansyah