Pengelola RPH Mangrove Centre Binuang : Tempat Wisata Mutlak Butuh Inovasi Dan Atraksi Berkelanjutan

Satu petikan berarti yang kami ambil ketika berkunjung langsung ke Mangrove Centre Binuang Selasa pagi, 07 Februari 2017, yang letaknya di kelurahan Amassangan, kec. Binuang, kab. Polewali Mandar. Ini petikan yang tidak sembarangan, sangat berarti serta benar adanya, untuk bertahan di bisnis atau penyediaan jasa wisata, harus pandai dalam melakukan inovasi dan pembaruan, jika tidak maka perlahan pelanggan akan beralih ke objek wisata lainnya. 
jembatan pelangi binuang polewali mandar
Jembatan Pelangi, salah satu spot wisata dan foto yang bisa Anda kunjungi di Mangrove Centre Binuang, kel. Amassangang kec. Binuang, kab. Polewali Mandar, Sulawesi Barat (Foto : Muhammad Adnan Syaifullah)
Ini adalah objek yang berpotensi wisata jasa dari pengelolaan departemen Kehutanan yang jadi aset milik pemerintah. Dalam perkembangannya akan dikelola menjadi objek wisata dengan pemanfaatan masyarakat sekitar menjadi pengelola, terutama untuk lahan parkir, seperti dijelaskan, pak Muhammad Rakhmat, ditambahkan pula olehnya akan ada banyak pengembangan yang akan dicapai untuk membuat Mangrove Centre ini menjadi ramai dikunjungi, beberapa waktu yang lalu telah dilakukan penanaman bakau secara massal di sekitar pesisirnya, kerjasama yang melibatkan KDM, Altar, Mampie Community, menjadi awalnya, selanjutnya pembangunan jembatan dengan sudut berupa gazebo kecil yang dapat menjadi tempat peristirahatan sejenak, jembatan inilah yang kemudian dicat berwarna-warni mirip warna pelangi, karena itu disebut sebagai jembatan pelangi. Belakangan dibagikan di media sosial dengan nama khas "Jembatan Pelangi".

"Sebuah tempat wisata tidak akan bertahan keeksisannya ketika tidak ada inovasi di segi fasilitas maupun atraksi wisata yang baru Kata Bapak Muhammad Rakhmat (Kepala Resort Pengelolaan Hutan/RPH Mangrove Centre Binuang) sehingga beliau berencana tiap 3 bulan akan selalu menambah dan memperbaiki fasilitas yang membuat pengunjung betah di tempat ini. "

Pola perilaku konsumen untuk penggunaan jasa wisata di kabupaten Polewali Mandar dan Sulawesi Barat secara umum kurang lebih seperti itu, dan tampaknya nyaris sama dengan pola pengguna jasa wisata di Indonesia. Hal ini yang menyebabkan banyak objek wisata mampu bertahan di awalnya saja, sementara untuk bertahan dan hadir dalam waktu yang lama maka akan sangat sulit.

Satu pesan sederhana saya buat Anda yang hendak berkunjung ke jembatan pelangi yang sedang dalam masa indah-indahnya, "Jangan pernah melakukan tindakan vandalisme di objek wisata, seperti menulis, menggambari atau mengotori tempat ini, karena ia punya mimpi besar 10 hingga 50 tahun kedepan untuk jadi pusat wisata dan edukasi soal mangrove dan lingkungan hidup di Polewali Mandar.

Kontributor :
Teks : Muhammad Adnan Syaifullah
Foto : Muhammad Adnan Syaifullah


No comments:

Write a Comment


Top