Messawe Saeyyang Pattuqduq, Tradisi Yang Juga Bertahan Di Sulawesi Barat

Messawe Saeyyang Pattuqduq, juga tradisi yang masih terus bertahan di suku Mandar, Sulawesi Barat setiap bulan Maulid atau dalam penanggalan hijriah yang jatuh pada bulan Rabiul Awal hingga beberapa pekan setelahnya maka daerah-daerah di Mandar akan terdapat banyak pertunjukan messawe saeyyang pattuqduq. Baru saja kemarin (Minggu, 03 Februari 2019) pessawe terakhir dihelat di desa Bala, kecamatan Balanipa, kabupaten Polman, Sulawesi Barat.  Ini adalah rangkaian terakhir dari pertunjukan saeyyang pattuqduq  yang bisa ditemukan tahun ini.

tradisi messawe saeyyang pattuqduq
Tradisi Messawe Saeyyang Pattuqduq dengan penunggang seorang Syarifah yang dihelat tahun ini di desa Pambusuang, kec. Balanipa, kab. Polman, Sulawesi barat (Foto : Wawan Rukman)
Tradisi yang masih terus dilestarikan di suku Mandar ini akan menghadirkan parade kuda yang menari mengikuti rentak rebana, arak-arakan keliling kampung untuk mereka yang telah mengkhatamkan Al Qur'an. Pemuda atau pemudi yang mengenakan pakaian gaya arab, laki-laki mirip dengan kostum arab dengan gamis panjang Thawb dan penggunaan Kefiyeh, sementara perempuan akan mengenakan kerudung, biasa disebut Baqdawara. Biasanya seekor kuda ditunggangi oleh dua orang, satunya di bagian belakang menggunakan kostum budaya adat Mandar. Jika pasangan di bagian depan adalah orang dewasa, biasanya dibelakangnya duduk anak-anak atau remaja. 

tradisi messawe saeyyang pattuqduq mandar
Tradisi Messawe Saeyyang Pattuqduq dengan penunggang seorang Syarifah yang dihelat tahun ini di desa Pambusuang, kec. Balanipa, kab. Polman, Sulawesi barat (Foto : Wawan Rukman)
Saat rebana ditabuh maka sang kuda dan beberapa pesarung (yang memegangi penunggang kuda) akan menjaga agar penunggang kuda tidak jatuh. Mereka  akan diarak di sepanjang jalur-jalur jalan dusun hingga pinggiran desa, tidak jarang kegiatan ini masuk kel jalur-jalur utama jalan provinsi, yang membuat kemacetan panjang, seperti yang terjadi beberapa bulan yang lalu di daerah Galung Tulu, kec. Balanipa kab. Polman, rusa jalan lumpuh selama beberapa jam.

Dahulu kegiatan ini tidak begitu ramai, namun karena messawe saeyyang pattuqduq seolah-olah bergeser menjadi pertunjukan yang tampaknya menjadi ajang adu gengsi antara kampung dan desa maka kemudian setia dusun dan desa seolah bertarung menghadirkan jumlah pessawe dan saeyyang pattuqduq dalam jumlah banyak. 

Walau ada sedikit pergeseran nilai dari awal maksud pelaksanaan ritual khataman Al Quran ini, namun dari sisi tinjauan atraksi wisata messawe saeyyang pattuqduq  sangat menarik bagi para pelancong atau pendatang dari luar daerah. 

Kontributor :
Foto : Wawan Rukman
Teks : Muhammad Tom Andari


1 comments:

  1. Ayo segera bergabung dengan kami di ION.pk.org>:)
    add pin bb 58ab14f.......
    Depo 20ribu bisa menang puluhan juta rupiah
    mampir di website ternama WWW.ION.PK.ORG. :)

    ReplyDelete


Top