Menyambangi Dusun Sumael, Desa Samasundu, Kec. Limboro, Polewali Mandar

Dusun Sumael adalah salah satu Dusun yang terletak di Desa Samasundu Kecamatan Limboro Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat. Sumael memiliki luas wilayah kurang lebih 110.38 Ha. Dusun sederhana dan asri yang terletak di daerah dengan dataran yang agak tinggi dan dengan permukaan dataran tinggi dan rendah.

Dusun Sumael memiliki jumlah penduduk sebanyak 286 jiwa terdiri dari 145 Laki-laki dan 141 wanita dengan jumlah 77 Kepala Keluarga, 66 Rumah, 1 Masjid, 1 Sekolah Dasar. Pekerjaan sehari-hari masyarakat dusun Sumael secara umum bagi kaum pria adalah bertani dan sebagian berprofesi sebagai buruh bangunan/tukang batu. Kaum wanita banyak manyandang status sebagai ibu rumah tangga dengan kegiatan sampingan menenun sarung sutera Mandar "manetteq lipaq Saqbe" dan sebagiannya lagi beternak kambing untuk menopang ekonomi keluarga. 

dusun sumael desa samasundu limboro polewali mandar
Suasana Dusun Sumael, desa Samasundu, kecamatan Limboro, kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat (Foto : Ahmad Basir)
Jejak Sejarah Besar 
Hampir seratus persan penduduk dusun ini aalah orang-orang dari suku Mandar, dengan daerah Samasundu yang menjadi desa, daerah yang punya sejarah besar pada terbentuknya kerajaan utama di suku Mandar yaitu kerajaan Balanipa. Samasundu, Todang-Todang, Napo, dan Mosso menjadi empat negeri besar yang dahulu membentuk kerajaan Balanipa, pusat kerajaan Balanipa dahulu terletak di Napo, kini wilayah Napo ada dalam desa Napo, kec. Limboro, kab. Polewali Mandar, hanya berjarak sekitar 2-3 km dari dusun Sumael. Napo menyimpan jejak sejarah seperti makam raja Balanipa pertama yang begitu populer dan jadi tujuan wisata sejarah di desa Napo. Jika ingin menuju makam raja I Manyambungi, bergelar Todilaling, maka duun Sumael kemungkinan dilalui, terutama jika berangkat dari arah kec. Tinambung, via Lemo Susu dan Palece, dan Kamba Jawa.  Peran Sumael dalam menyusun jejak sejarah Samasundu tak terlalu banyak mengemuka, namun bagian dusun. 

Meresap Kampung Mandar
Hampir sama dengan daerah-daerah di balik bukit-bukit tinggi di Napo dan Samasundi jika ingin merasakan suasana kampung Mandar khas pedesaan maka Sumael bisa jadi pusat tujuan. Suasana pagi akan ramai dengan aktivitas berladang, sore hari dengan aktivitas masyarakat yang banyak berolahraga menggunakan lapangan publik dan malam hari dengan suasana sangat lengang, hanya ada bunyi jangkrik yang menemani dengan dominasi rumah panggung kayu yang sebagian besar dimiliki penduduk dusun ini. Saat jam 20.00 maka hampir semua rumah sudah lengang tak ada aktivitas berarti yang dominan.

Tingkat Pendidikan Rendah 

Untuk ukuran pekerjaan ditingkat kantoran, sekolah. Dusun Sumael sangatlah tertinggal. Hingga saat ini hanya satu orang yang bekerja sebagai guru (honorer di SMK Negeri Limboro) 1 Honorer PAUD, dan 2 bekerja sebagai Karyawan Koperasi Swasta di kecamatan Tinambung. Dari segi pendidikan saat ini dusun Sumael hanya memiliki dua lulusan sarjana, yaitu Sarjana Pendidikan dari Universitas Negeri Makassar dan Sarjana ekonomi dari UNSULBAR. Dua mahasiswa saat ini, adalah mahasiswa Universitas Terbuka Cabang Majene, SMA sederajat sekitar 10 orang, SMP sederajat 10-20 Anak. SD Sederajat (Belum dikomfirmasi). Jika dibandingkan dengan kemajuan saat ini, maka dusun Sumaael sangat tertinggal dari segi Pendidikan.

Kontributor : 
Teks : Ahmad Basir, Muhammad Tom Andari
Foto : Ahmad Basir 


No comments:

Write a Comment


Top