Pesan Si Besi Tua (Badik)

Darinya kita belajar untuk selalu dapat bersikap arif dan bijaksana dalam kehidupan. Pemberani bukan harus dibuktikan dengan perkelahian, namun pemberani harus dibuktikan dengan kemampuan dan keikhlasan untuk menerima. 

Meski banyak yang tidak lagi mengenalku.
Meski banyak yang risih menyisipkan aku dipinggangnya.
Meski mereka yang membawaku dianggap musuh oleh hukum.
Tapi aku akan tetap menjaga kalian tanpa pamrih.
Pusaka leluhur yang sarat dengan nilai filosofi

badik pesan si besi tua
badik pesan si besi tua (Foto : Zulfihadi)
Badik hari ini diidentikkan dengan kekerasan, hal ini merupakan salah satu penyebab mengapa budaya untuk senjata tajam tradisional ini mulai hilang. sebab badik dan keris disamakan dengan kekerasan, maka orang mulai menjauhinya, hingga arti philosopy dan kearifannya sudah tidak terbaca di mata kita. Jika di Jawa ada yang disebut "Tosan Aji", di Bugis dan Makassar ada "Polo Bessi" maka di Mandar nama untuk seni senjata tajam masih belum diketahui.

Salah satu filosofi di daerah Mandar yang masih dipegang saat ini, bahwa Adam lahir kedunia ini dengan tulang rusuk yang tidak lengkap karena diambil oleh Hawa. maka dibuat lah "Jambia" (nama senjata tajam di Mandar) untuk melengkapi tulang rusuk yang patah tersebut. Tidak bisa dipungkiri juga bahwa badik dan jenis varian senjata tajam lainnya pernah mempertahankan negeri Mandar.

Kiriman : Zulfihadi


No comments:

Write a Comment


Top