Komunitas Penggiat Budaya Dan Wisata Mandar - Promosi Budaya, Sejarah, dan Wisata Mandar, Sulawesi Barat
CB Magazine »
Objek Wisata
,
Wisata
,
Wisata Polewali Mandar
»
Pulau Landea, Laporan Ekspedisi Susur Pulau Madatte Arts 2014
Pulau Landea, Laporan Ekspedisi Susur Pulau Madatte Arts 2014
Posted by Kompa Dansa Mandar on Sunday, 12 March 2017 |
Objek Wisata,
Wisata,
Wisata Polewali Mandar
Pulau Landea, pulau ini relatif kecil dan terdiri atas dua bukit yang ketika laut
pasang, air akan masuk membelah atau memisahkan dua bukit tadi. Sehingga
ada yang menghitung bahwa Landea terdiri atas dua pulau. Dalam hal ini
kami hanya mencatat fenomenanya saja bahwa terdapat dua pulau di sini
pada situasi tertentu.
Kami sempat mengitari Pulau Landea dan pada sisi tertentu kita dapat melihat "batu mingnganga". Secara pribadi saya mengagumi pulau ini. Kalau pantai Majene identik dengan tebing dan karang- eksotiknya, maka kecantikan Pulau Landea
terletak pada bebatuan hidup - menyerupai batu sungai, yang
mengitarinya.
Menurut selera saya, ini sangat keren. Sayangnya, bila
dibandingkan Pulau Karamasang dan Pulau Gusung Toraja yang luas areal
pantainya, maka di pantai Landea sangat sempit dan berupa bebatuan yang
tidak memungkinkan orang banyak bersantai di sana. Bebatuan di bibir
pantainya hanya sekian meter ke dalam dan langsung berhadapan dengan
bukit. Tapi bebatuannya sangat eksotik dan terdapat pohon yang entah apa
namanya tumbuh di antara bebatuan menambah keindahan.
![]() |
Pohon di Pulau Landea, kec. Binuang, Kab. Polewali Mandar, Sulawesi Barat (Foto : Ibnu Masyis, 2014) |
Seperti dijelaskan mantan Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Polewali Mandar Drs. Darwin Badaruddin, yang saat ini menjabat sebagai Asisten II Bupati Polman Bidang Pembangunan dan Ekonomi. Bahwa penuturan beberapa warga lokal di Desa Tonyaman, Pulau Dea-dea (tetangga Landea) disebut
demikian karena di Pulau ini ditumbuhi alang-alang (dea-dea), sedang
Pulau Landea tidak ditumbuhi alang-alang. (seperti ada pengaruh bahasa
Arab "La" yang berarti tidak).
Sedang Pulau Dea-dea disebut juga Pulau Kucing karena di pulau ini terdapat banyak kucing, mungkin karena pulau ini dijadikan sebagai tempat pembuangan kucing bagi warga di sekitar pulau ini. Penyebutan nama Pulau kucing ini berawal dari kunjungan Praktik Pariwisata oleh siswa SMK Negeri 1 Polewali dari Program keahlian Usaha Jasa Pariwisata (sekitar tahun 2003), sayangnya jurusan dimaksud saat ini sudah ditutup. Dari aspek Tourism (wisata) sepertinya Brand "Pulau kucing" ini lebih menarik, apalagi bila ditindak lanjuti dengan budi daya berbagai spesies kucing.
Sedang Pulau Dea-dea disebut juga Pulau Kucing karena di pulau ini terdapat banyak kucing, mungkin karena pulau ini dijadikan sebagai tempat pembuangan kucing bagi warga di sekitar pulau ini. Penyebutan nama Pulau kucing ini berawal dari kunjungan Praktik Pariwisata oleh siswa SMK Negeri 1 Polewali dari Program keahlian Usaha Jasa Pariwisata (sekitar tahun 2003), sayangnya jurusan dimaksud saat ini sudah ditutup. Dari aspek Tourism (wisata) sepertinya Brand "Pulau kucing" ini lebih menarik, apalagi bila ditindak lanjuti dengan budi daya berbagai spesies kucing.
Kontributor :
Teks : Ibnu Masyis
Teks : Ibnu Masyis
Foto : Ibnu Masyis
Trip KDM Wil. Majene
Tulisan Paling Banyak Dibaca
-
Sulawesi Barat sebagai provinsi yang terbentuk pada tahun 2004, banyak menyimpan potensi wisata yang belum dimaksimalkan dengan baik. Objek...
-
Tanjung Selor, wilayah Bulungan, merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Utara, sebelumnya daerah ini merupakan wilayah Kalimantan Timur yang...
-
Pengembangan wisata adalah mutlak membutuhkan fasilitas akomodasi, jika anda berada di kab. Majene provinsi Sulawesi Barat, dan ingin meman...
-
Sebut saja ini zi arah tradisi maritim (urgensi museum), yang saya lakukan ke kediaman sang legenda, Kapten Pahlawan Laut di Museum TNI A...
-
Pantai Lapeo, kec. Campalagian kab. Polewali Mandar pilihan lain daerah tujuan wisata saat berkunjung ke kec. Campalagian, lokasinya tak ...
-
Di jajaran kuliner Mandar bau peapi sudah lama terkenal di posisi pertama, hampir setara dengan jepa sebagai teman bersanding untuk menik...
-
Berbagi cerita beberapa hari yang lalu saya mengikuti kegiatan membantu tetangga "Mallele boyang" (mengangkat dan memindahkan r...
-
Panorama pantai yang hening menggoda, berlatar belakang perbukitan yang menjulang anggun, seolah menghadirkan kesan yang teduh. Tempat yan...
-
Kawao, belakangan ini pengguna facebook di Sulbar suka menuliskan kata itu, kata yang seharusnya ditulis kawao' atau kawaoq. Apakah s...
-
Ritus siklus kehidupan manusia adalah hal yang menarik untuk disaksikan di suku Mandar, Sulawesi Barat, ada banyak ritual yang harus dilewa...
Labels
Air Terjun
Akomodasi
Alu
Anreapi
Aralle
Arsitektur
Artikel
Banggae
Banggae Timur
Batetangnga
Berita
Binuang
Budaya
Budaya Mandar
Budong-Budong
Bukit
Buku
Bulo
Campalagian
Caving
Figur
Foto
Foto Budaya
Foto Sejarah
Foto Wisata
Gasing
Goa
Gua
Hotel
Kalukku
Kalumpang
Kanang
Karya
Kecantikan
Kegiatan
Kerajaan Binuang
Komunitas
Kuliner
Limboro
Lingkungan
Literasi
Lomba
Luyo
Majene
Makam
Makassar
Malunda
Mamasa
Mambi
Mampie
Mamuju
Mamuju Tengah
Mamuju Utara
Mandar
Obje
Objek Wisata
Opini
Pamboang
Pantai
Pantai Sulbar
Pattae
Penja
Permainan Tradisional
Polewali Mandar
Rebana Mandar
Refleksi
Sandeq
Sandeq Race
Sejarah
Sendana
Seni
Senja
Situs Sejarah
Sulawesi Barat
Sungai
Sungai Mandar
Sutera Mandar
Tapalang
Tapango
Tappalang Barat
Tarian Mandar
Teater
Teluk Mandar
Tinambung
Tokoh
Trip
Tubo Sendana
Ulumanda
Video
Wisata
Wisata Majene
Wisata Mamasa
Wisata Mamuju
Wisata Mamuju Tengah
Wisata Mamuju Utara
Wisata Polewali Mandar
Wisata Polman
Wisma Penginapan
Wonomulyo
No comments: