Pulau Dea-Dea, karena hari semakin sore, kami lanjut menyeberang ke Pulau Dea-Dea yang tepat berada tidak jauh di samping Pulau Landea.
Agak berbeda dengan Pulau Battoa dan Pulau Salamaq/ Pulau Tangnga yang agak gersang,
Pulau Dea-Dea boleh dikata merupakan pulau tersubur yang kami temui di
sana.
Kami menilai kesuburan dari rumputnya yang rimbun dan beragam
jenis pohon tumbuh di pulau ini. Sempat dapat kabar bahwa Pulau Dea-Dea
terkenal sebagai pulau kucing yang membuat
saya berpikir kira-kira bagaimana bau kotoran kucing akan sangat
menyengat di sana. Alhamdulillah kami tak bertemu seekor kucing-pun.
Malah yang ada di sana adalah pekuburan umum. Ternyata warga Pulau
Battoa yang tepat berhadapan dengan pulau ini menjadikan Pulau Dea-Dea
sebagai area pekuburan sekaligus tempat pembuangan kucing. Di pulau ini
juga terdapat bebatuan layaknya di Pulau Landea
dan di sana disediakan dua gasebo kecil tepat di bibir pantai: mungkin
diperuntukkan kepada para pemancing ikan. Sebenarnya terdapat satu lagi
pulau yang tepat berada di balik pulau ini hanya saja kami tidak sempat
mengunjungi. Cuman kami tahu bahwa pulau tersebut bernama Pulau
Tarrusang dan sekilas juga kayak tersambung dengan Pulau Dea-Dea.
Tahun 2014 masih ada dia biuah gazebo yang berdiri di ujung Pulau Dea-Dea didirikan dengan bantuan dari Dins Pariwisata Kab. Polewali Mandar, namun kunjungan terakhir pada tahun 2017 bangunan ini tak ada lagi, tak tersisa satupun bangunan gazebo.
Untuk soal kealamian Pulau Dea-Dea menjadi salah satu pulau yang dapat diandalkan, ini karena tak ada penghuni yang mendiami pulau ini. Dan satu hal yang jadi catatan bagi para pejalan dan petualang yang hendak menuju pulau ini, bahwa jika Anda berharap akan bertemu dengan ratusan kucing, maka itu tidak akan Anda temukan, berita yang beredar di forum-forum wisata nasional adalah bahwa Pulau ini sangat populer dengan pulau yang dihuni oleh ratusan kucing. Bahwa dari tampakan terakhir antara rentang waktu 2016-2017, tak ada kucing yang menghuni pulau ini, Pulau Gusung Toraja/ Pulau Pasir Putih lah yang saat ini memiliki kucing kampung liar, bukan pulau Dea-Dea.
Kontributor :
Foto : Ibnu Masyis
Foto : Ibnu Masyis
Teks : Ibnu Masyis, Muhammad Tom Andari
No comments:
Post a Comment